Cara Packing Sidat

PENTING DIPERHATIKAN

Sebelum moa dikirim, sidat HARUS dipuasakan terlebih dahulu minimal 1 hari, sehingga pada saat dipacking dan dalam perjalanan, sidat tidak muntah/berak yang mengakibatkan kualitas air di dalam media packing rusak/menurun, dan meningkatkan resiko kematian selama perjalanan!

Packingnya untuk pesawat udara:

Bahan:

  • Box Sytrofoam Garuda tebal Box styrofoam sidat
  • Dalam 1 box Garuda (GA-75 besar) dapat diisi MOA sebanyak 20 kg berat Moa saja, nanti ditambah air 2 lt.
  • Siapkan plastik yang biasa digunakan untuk pengiriman ikan (Plastik HD tebal). Plastik lapis 2 dimana kedua ujung-ujungnya diikat karetuntuk mencegah kebocoran plastik dari ujung
  • Siapkan oksigen (Ingat! memakai oksigen, bukan blower / kompressor)
  • Siapkan es batu / es pentung dengan berat @0.5kg  sebanyak 2 buah
  • Lakban
  • karet gelang

Penanganan Sebelum Packing:

  1. Sidat di bius dengan cara air kolam suhunya diturunkan sehingga berkisar 22-25 derajat Celcius. Cara menurunkan suhu di kolam yaitu langsung es dimasukkan ke dalam kolam berisi Sidat.
  2. Lalu siapkan plastik diisi air (dari kolam pembiusan Sidat) sekitar 2-2.5 kg air, lalu es yang 1/2kg (2 buah) dimasukkan ke dalam plastik yang isi air tsb.
  3. Setelah itu, sidat lalu dimasukkan ke dalam plastik berisi air tersebut, lalu plastik diisi oksigen secukupnya (sesuai dimensi box styrofoam yang digunakan) kemudian diikat yang rapat dengan karet gelang.
  4. Plastik isi sidat tersebut lalu dimasukkan ke dalam box syrofoam yang sudah disiapkan, dilakban, lalu siap dikirim.

Cara Pengiriman darat:

jerigen
Jika pengiriman via darat, pada prinsipnya sama juga, hanya medianya pakai Blong/jerigen yang diberi lubang untuk udara masuk, dan lebih bagus lagi jika diberi aerator (gelembung udara/blower). Sebelumnya pastikan jerigen sudah tidak berbau bahan kimia.
Dengan begitu sudah cukup untuk tahan sampai 24 jam. Yang penting, jika es sudah leleh/habis, maka diganti dengan es baru.
Air juga bisa diganti dalam perjalanan darat (jika waktunya lewat 18 jam).

Dipublikasi di Uncategorized | Meninggalkan komentar

Uzaku (Salad Ikan Sidat)

uzaku

Salad Sidat (Uzaku)

Merupakan salah satu varian masakan sunomono di Jepang dan merupakan hidangan segar untuk makan di musim panas.  Makanan kaya protein, kalsium dan vitamin ini sangat cocok untuk meningkatkan stamina tubuh.  Beberapa orang percaya bahwa makanan ini juga mampu meningkatkan vitalitas pria.

Bahan:

* 2 ketimun Jepang

* 125 gram sidat panggang (unagi-no-kabayaki)

* 3 sdm cuka beras

* 1 sdm gula

* 1 sdm kecap

* Garam secukupnya

Persiapan:

Iris tipis cucumbers ke putaran. Taburkan garam pada ketimun iris dan biarkan selama 20 menit. Potong sidat panggang (kabayaki) bentuk kecil-kecil, tempatkan di lembaran alumunium foil dan taruh diatas panggangan/microwave selama dua menit.

Peras irisan ketimun jepang agar airnya keluar.

Campurkan kecap, gula, dan cuka dalam mangkuk kecil. Letakkan ketimun iris dan potongan-potongan unagi di mangkuk lain.

Tuangkan saus di atas ketimun dan sidat panggang.

Untuk 4 porsi

Dipublikasi di Uncategorized | Tag | Meninggalkan komentar

Minyak Ikan Sidat

minyak ikan

Minyak Ikan sidat dibuat dari ekstrak sum-sum ikan sidat segar, mengandung tiga jenis nutrient penting yaitu:  asam lemak omega 3 (DHA & EPA) , Phospholipids dan antioksidan Vitamin E.

Jika tubuh tidak memiliki keseimbangan yang tepat dari asam lemak omega 3 (DHA & EPA) , Phospholipids dan antioksidan Vitamin E maka akan menyebabkan kerusakan sistem prostaglandin tubuh.

Contoh penyakit yang diakibatkan ketidak seimbangan tersebut.

  • Syndrome PMS (premenstrual syndrome)
  • Sakit Abnominal & keram uterine
  • Mual, letih dan lesu
  • Sakit Kepala
  • Kurang nafsu makan
  • Terkait PMS : kegelisahan, depresi dan stres
  • Disfungsi Ereksi pada pria
  • Kolesterol tinggi (high LDLs and Triglycerides)
  • Sakit dan kaku pada persendian, dengan fleksibilitas terbatas
  • Pilek berkelanjutan, bersin, gatal pada mata
  • Radang sendi, Multiple Sclerosis
  • Kelelahan

# Omega 3 (DHA & EPA)

Omega – 3 adalah jenis polyunsaturated fatty acid (omega 6 yang lainnya) yang penting karena tubuh tidak dapat membuat mereka sendiri dan harus berasal dari makanan yang kita makan.  Minyak ikan air dingin (sidat, salmon, tuna , ikan kembung) yang sering absen dalam makanan kita, sumber utama terbaik Omega 3, the EPA (eicosapentaenoic acid) dan DHA (docosahexaenoic acid). Mereka adalah penting untuk:


•  Pengembangan dari sistem saraf pusat (otak kaya akan DHA)
•  Mengatur pembekuan dan tekanan darah serta peradangan
•  Mengatur kekebalan tubuh

Pentingnya mengembalikan keseimbangan yang benar

Omega 3 dan Omega 6 memainkan peranan penting dalam proses inflammasi, yang merupakan pusat respon kekebalan tubuh.

Jika Omega 6 adalah pedal yang diperlukan untuk proses inflammasi, sebagai contoh melawan infeksi, omega 3 lah yang menormalkan respon tubuh.

Jika terlalu banyak Omega 6 dalam tubuh, penyakit seperti radang sendi, diabetes, penyakit jantung, dll meningkat dengan signifikan.

Mengembalikan keseimbangan asam lemak tubuh dengan kata lain meningkatkan Omega 3 adalah pendekatan yang logis untuk mengatasi penyakit.

# Phospholipids

Disebut juga “cell gatekeepers”, lemak ini membatasi membran sell yang merupakan benteng mikroskopis yang membantu memfilter toxin, melawan oxidative stress yang disebabkan oleh radikal bebas  yang membuat kerusakan di dalam sel.

Phospholipid  memberikan nutrient penting untuk Neuro-transmisi yang terlibat dalam pengaturan otot, memori, suasana hati, tidur, dan organ kunci seperti jantung.

Seperti Omega 3 dan 6 yang melekat pada phospholipid, mereka secara efektif bioavailable yakni dapat diserap lebih baik dan dimanfaatkan oleh tubuh.

# Antioksidan Vitamin E

Vitamin E yang membantu menetralkan efek yang merusak dari unstabled compounds, disebut juga radikal bebas yang sering menyebabkan masalah kesehatan kronis. Ini adalah Antiosidan yang membantu menstabilkan minyak Omega 3 .

Dipublikasi di Uncategorized | Tag , , | Meninggalkan komentar

Kandungan Gizi Ikan Sidat

Ikan sidat disebut juga ikan moa, dan nama ilmiahnya adalah Anguilla japonica. Ikan sidat adalah sejenis ikan yang mempunyai nilai gizi sangat tinggi, kaya akan protein serta vitamin D dan E, serta mempunyai mucoprotein yang kaya, disebut sebagai asam amino lemak ganggang dan asam ribonukleat.

Ikan sidat sangat berharga, sejak zaman kuno telah mendapat nama harum seperti “ginseng air”, “emas lunak” dan lain lain, terdapat catatan rincinya pada “Kitab Obat-Obatan Herbal China”, “Kumpulan Obat Ajaib China” dan catatan-catatan kuno lainnya. Ikan sidat dapat meninggalkan hidup di air, daya adaptasinya sangat kuat, dapat hidup di laut, juga dapat hidup di sungai, maupun air tawar.

Sampai sekarang, ikan sidat tak dapat dibudidaya oleh manusia, oleh karena itu nilainya sangat tinggi. Penelitian kedokteran moderen menemukan bahwa kandungan vitamin dan mikronutrien dalam ikan sidat sangat tinggi, di antaranya kandungan vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin A masing-masing adalah 25 kali lipat, 5 kali lipat dan 45 kali lipat susu sapi, kandungan zinc (emas otak) merupakan 9 kali lipat susu sapi. Terutama beberapa tahun belakangan ini ditemukan bahwa ikan sidat mengandung berbagai asam lemak tak jenuh yang tinggi yang tak ada pada hewan lainnya, sehingga dapat merupakan makanan utama yang memenuhi nafsu makan manusia, tanpa perlu kuatir badan akan menjadi gemuk. Rasa ikan sidat harum dan enak, disebut sebagai “ginseng air”, fungsinya dalam memperpanjang umur dan melawan kelemahan dan penuaan tak ternilai.

Sumber ikan sidat tersebar di berbagai daerah di dunia, pembiakan dengan penangkapan tunas ikan sidat alami dan menjadi ikan sidat air tawar sangat jarang, sedangkan keistimewaan ikan sidat air tawar mempunyai masa pertumbuhan yang pendek dan tak terpolusi zat logam. Teknologi menemukan bahwa daya hidup ikan sidat yang ajaib bersumber dari tulang sum-sumnya yang besar dan kuat. Penelitian modern menunjukkan bahwa tulang sum-sum ikan sidat mengadung beratus-ratus jenis zat bergizi, gizi dan nilai farmakologinya yang istimewa telah mendapat perhatian yang luas dari para pakar.

Dipublikasi di Uncategorized | Tag | Meninggalkan komentar

Buku Budi Daya Sidat

Buku Budi Daya Sidat

Penyusun : I Made Suitha, A.Pi & Akhmad Suhaeri
Ukuran : 15 x 23 cm.
Tebal : iv + 44 hlm.
Penerbit : AgroMedia Pustaka
ISBN : 979-006-190-0
Harga : Rp 17.000,-

Sidat, komoditas perikanan ini belum banyak dikenal orang. Padahal, hewan yang mirip dengan belut ini memiliki potensi luar biasa sebagai komoditas dalam negeri maupun ekspor.Permintaan ekspor sidat terus meningkat. Harga jualnya juga mencengangkan. Sayangnya, teknik pendederan dan pembesaran yang menjadi kunci dihasilkannya sidat berkualitas dan layak ekspor belum banyak dikuasai.

Buku ini menjelaskan berbagai hal mengenai sidat, dari pengenalan jenis-jenis sidat, teknik budi daya (pendederan dan pembesaran), pengendalian penyakit dan hama, pengembangan budi daya, hingga analisis usaha. Sebagai kunci keberhasilan budi daya sidat, teknik pendederan dan pembesaran dipaparkan secara rinci dan jelas.

Selamat membudidayakan sidat dan sukses!

Dipublikasi di Uncategorized | Tag | 1 Komentar

Teknik Budidaya Cacing Tubifek / Sutra

cacing tubifex

Persiapan Bibit

Bibit bisa dibeli dari toko ikan hias atau diambil dari alam

Note : Sebaiknya bibit cacing di karantina dahulu karena ditakutkan membawa bakteri patogen.

2. Persiapan Media

Media perkembangan dibuat sebagai kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter yang dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Tiap tiap kubangan dibuat petakan petakan kecil ukuran 20 x 20 cm dengan tinggi bedengan atau tanggul 10 cm, antar bedengan diberi lubang dengan diameter 1 cm

20 cm x 20 cm

20 cm x 20 cm

20 cm x 20 cm

20 cm x 20 cm

20 cm x 20 cm

20 cm x 20 cm

20 cm x 20 cm

20 cm x 20 cm

1 M x 2M

3. Pemupukan

Lahan di pupuk dengan dekak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/m2 atau dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/m2.

4. Fermentasi

Lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.

5. Penebaran Bibit

Selama Proses Budidaya lahan dialiri air dengan debit 2 – 5 Liter / detik

6. Pemanenan

Cacing Bisa dipanen setelah 8 – 10 hari.

http://maswira.blogspot.com
Dipublikasi di Uncategorized | Tag | Meninggalkan komentar

Pakan Glass Eels

cacing sutra

Glass eel (anakan sidat) memakan hewan-hewan kecil seperti larva ikan, larva udang, cacing kecil dll.  Untuk budidaya, glass eel dapat diberi pakan dengan pelet. Jika glass eel sejak dini sudah diperkenalkan dengan pelet, maka akan mudah dalam pemberian pakannya. Beda dengan yang tidak diperkenalkan dengan pelet sejak dini, maka ketika sudah besar maka sidat tidak akan mau memakan pelet yang kita berikan. Selain pelet,  glass eel dapat diberi pakan cacing sutra / cacing tubifex.

Cacing sutra / cacing tubifex :

Filum : annelid

Kelas : oligochaeta

Ordo : haplotaxida

Bentuk tubuh cacing ini menyerupai rambut dengan panjang badan antara 1-3cm dengan tubuh berwarna merah kecoklatan dengan ruas ruas. Cacing ini hidup dengan membentuk koloni di perairan jernih yang kaya bahan organik. Cacing ini memiliki 57% protein dan 13% lemak dalam tubuhnya.

Cacing sutra merupakan hewan hermaprodit yang berkembang biak lewat telur secara eksternal. Telur yang dibuahi oleh jantan akan membelah menjadi dua sebelum menetas.

Bahan organik yang baik untuk digunakan oleh cacing sutra adalah campuran antara kotoran ayam, dedak (bekatul) dan lumpur.

Dipublikasi di Uncategorized | Tag , , | Meninggalkan komentar

Perubahan Iklim Ubah Pola Migrasi Sidat Tropis

Perubahan iklim telah mengubah pola migrasi ikan sidat di perairan laut Kepulauan Indonesia. Jika biasanya ikan ini hanya bisa dilihat di laut selama setengah tahun, namun saat ini belut laut ini muncul sepanjang tahun.

Bentuknya seperti ular. Namun secara biologis karena memiliki insang dan sirip dia masuk kelompok ikan. Orang Indonesia biasa menyebutnya ikan sidat (belut laut tropis) atau bahasa latinnya anguilla sp. Jarang sekali ikan ini dikonsumsi oleh orang pribumi. Meski demikian, jangan remehkan ikan ini dari bentuknya. Sebab kandungan nutrisi ikan ini berada di atas rata-rata semua jenis ikan. Bahkan, di Eropa, Amerika, dan Jepang ikan ini laris manis dan menjadi konsumsi dari kalangan menengah ke atas karena harganya cukup mahal.

Bahkan sebagian orang Jepang percaya bahwa dengan mengonsumsi ikan ini bisa menambah stamina dan memperpanjang umur. Meskipun terkesan hanya sebagai mitos, namun secara medis ikan ini memang memiliki kandungan nutrisi protein, karbohidrat, serta omega 3 yang tinggi. Sehingga menguatkan fungsi otak dan memperlambat terjadinya kepikunan. Indonesia memiliki potensi sebagai penghasil ikan sidat jenis tropis yang melimpah.

Menurut Peneliti Bidang Sumber Daya Laut Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hagi Yulia Sugeha menyatakan RI berpotensi menjadi penghasil ikan sidat terbesar di dunia. Sebab, ikan sidat jenis tropis yang ada di perairan laut Indonesia memiliki karakter yang unik. Sidat betina tropis memiliki kemampuan reproduksi sembilan kali lebih banyak ketimbang jenis ikan sidat dari lintang tinggi. Ini bisa dilihat dari jumlah telur yang dibawa dalam perutnya. Selain itu kemampuan memijahnya pun sepanjang tahun. Dengan kemampuan bertelur mencapai ratusan ribu bahkan jutaan telur, maka ikan ini sangat potensial untuk dibudidayakan.

“Ikan sidat merupakan menu paling mahal di Jepang disebut sebagai unagi tahun 2000-an harga ikan ini di pasar 700 yen per ekor (saat itu sekira Rp.490 ribu per ekor). Tapi kalau sudah diolah yang siap makan di restoran harganya 5.000 yen per porsi. Itu hanya orang kaya yang beli padahal hanya 1 potong,” katanya.

Meski demikian, kata dia, ikan sidat kini mulai menunjukkan pola hidup yang berbeda. Menurut Yulia, ini bisa disebabkan oleh perubahan iklim atau kondisi air yang tercemar. Selama ini dilaporkan ikan ini akan muncul di lautan hanya setengah tahun. Namun ternyata berdasarkan penelitian yang dia lakukan di Muara Sungai Poigar sebelah utara pulau Sulawesi, ikan ini bisa muncul sepanjang tahun. Selain itu, komposisi spesies ikan sidat yang masuk ke perairan laut Indonesia pun bisa berbeda. Dalam satu tahun bisa dominan sidat jenis spesies celebesensis, sedang tahun berikutnya bisa dominan marmorata.

Pengamatan yang dilakukan Yulia bersama empat peneliti dari Jepang selama kurun 1997-1999, terungkap bahwa pola migrasi sidat Muara Sungai Poigar Sulawesi tercatat ada tiga karakter spesies sidat yang melimpah. Yakni, jenis anguilla celebesensis, marmorata, dan bicolor pacifica. Selama tiga tahun penelitian celebesensis merupakan spesies paling melimpah dengan angka 73,5 persen, 79,5 persen, dan 81,9 persen. Marmorata merupakan spesies dengan kelimpahan nomor dua dengang persentase 23,8 persen, 18,8 persen, dan 17,7 persen. Sedangan bicolor pasifika hanya 2,7 persen, 1,7 persen, dan 0,3 persen.

“Selama awal bulan, belut laut ini tampak lebih melimpah saat laut pasang ketimbang saat surut. Dari hasil penelitian ini menemukan bahwa ikan sidat akan menjadi melimpah saat awal bulan dan saat laut pasang,” katanya.

Namun selama empat tahun terakhir penelitian yang dilakukan Yulia bersama tim peneliti LIPI, ditemukan pola migrasi yang berbeda dari ikan ini.

Menurut dia, ikan sidat telah mengubah tingkah laku migrasi. Dia bersama tim peneliti baru saja melaporkan tentang perubahan dominasi spesies. Celebesensis yang sebelumnya tampak melimpah kini telah digantikan oleh marmorata. Toh meskipun, kata dia, dalam bermigrasi celebesensis memang lebih dekat ke Indonesia dibandingkan marmorata dan bicolor pasifika.

“Kami menduga perubahan siklus ini karena dia mengikuti siklus perubahan iklim. Jadi mungkin 10 tahun kemudian bisa jadi celebesensis akan dominan lagi. Lha kalau dipengaruhi lagi oleh perubahan iklim itu bisa berubah sebab spesies yang bermigrasi sangat erat kaitannya dengan perubahan iklim atau lingkungan. Jadi apabila lingkungan berubah, maka pola migrasinya juga akan berubah. Misalnya sungainya rusak, tercemar dan lainnya,” paparnya.

Para ilmuwan memang sudah terlanjur khawatir. Bahwa pada 2030 mendatang diperkirakan banyak spesies akan punah. Namun kenyataannya dilaporkan bahwa Indonesia merupakan tempat bagi tujuh dari 18 spesies ikan sidat yang ada di dunia.

Bahkan hasil penelitian yang dilakukan Yulia dan Tim LIPI menemukan lima jenis spesies baru yang karakternya belum pernah di laporkan ada di dunia. Sehingga berpeluang menjadi spesies baru di luar angka 18 spesies yang telah tercatat tersebut. Selain itu, dia menemukan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi tempat tinggal tujuh spesies sidat, namun juga ditemukan dua spesies lainnya yang termasuk bagian dari 18 spesies tersebut. Artinya Indonesia berpeluang ditempati sembilan spesies sidat yang pernah dikenal di dunia.

Tidak hanya itu, spesies moyang dari sidat yakni anguilla borneensis merupakan spesies yang hanya ada di Indonesia dan statusnya sudah endemis atau terancam punah. Wilayah Indonesia memang sangat memungkinkan sebagai tempat favorit sidat, karena karakter ikan sidat yang suka bertelur di wilayah gugusan pulau. Selain itu banyaknya gunung dan danau merupakan surga bagi ikan ini. Yulia bersama Tim peneliti sempat menemukan ikan sidat yang sudah berumur 15 tahun dengan ukuran panjang 1,72 meter dan berat 15 kg. Tingkat pertumbuhannya memang tinggi di daerah tropis.

“Curiga saya jangan-jangan 18 spesies dunia awal penyebarannya dari Indonesia kemudian menyebar ke daerah lain,” katanya.

Mempelajari pola karakter hidup ikan sidat memang unik. Ikan ini bisa hidup di air tawar maupun asin, dipercaya inilah yang menyebabkan metabolisme dan daya tahan tubuh ikan ini menjadi tinggi sehingga kandungan nutrisinya pun tinggi. Ikan sidat dewasa akan bereproduksi di laut. Sementara jutaan anakan-anakan ikan ini akan bermigrasi mencari muara dan menuju air tawar dan tinggal di sana selama bertahun-tahun.

Setelah dewasa sidat akan kembali mencari laut untuk bereproduksi begitu terus siklusnya. Ini terbalik dari ikan salmon yang justru mencari air tawar untuk melakukan reproduksi, dan anak-anaknya yang akan bermigrasi mencari laut.

Namun menurut Yulia, memang ada yang berubah dari pola migrasi sidat. Temuan lain yang dia dapatkan bersama tim peneliti adalah pola migrasi yang tidak sama antara Indonesia bagian barat, tengah, dan timur.
Penelitian yang dilakukan secara serentak di tiga wilayah tersebut dengan melibatkan banyak anggota tim peneliti menemukan bahwa musim kemarau merupakan puncak kelimpahan sidat di Indonesia bagian tengah yakni pada bulan April – Oktober. Namun kebalikannya, justru Indonesia bagian barat dan timur kelimpahannya rendah saat musim kemarau.

“Jadi kemungkinan ketemu kelimpahannya di musim penghujan. Nah implikasinya buat pengelolaannya tidak boleh sama. Kebiasaan di Indonesia, jika satu budi dayanya seperti ini maka yang lainnya juga sama. Padahal musimnya saja beda,” paparnya.

Hingga saat ini, memang eksploitasi ikan sidat masih mengandalkan hasil tangkapan alam. Biasanya ikan sidat ditangkap saat anakan untuk kemudian diekspor atau pada ukuran yang sudah besar. Meskipun di Indonesia potensinya memang melimpah dan belum tergali, namun menurut Yulia hingga saat ini belum ditemukan lokasi di mana ikan sidat ini bertelur dan bereproduksi. Jika sudah ditemukan lokasi dan karakternya, tentu akan sangat membantu pengembangan budi dayanya.

Selain itu, dia mengkhawatirkan masih ada spesies lain ikan sidat di negeri ini yang belum ditemukan. Kekhawatirannya spesies tersebut sudah punah lebih dulu sebelum dilakukan pencatatan akibat eksploitasi yang tidak mempertimbangkan keberlanjutan kehidupan ikan ini.

(Abdul Malik/Sindo/mbs)

http://techno.okezone.com
Dipublikasi di Uncategorized | Tag , | Meninggalkan komentar

Ikan Sidat Torpedo

Bagi Anda yang suka dengan makanan yang dapat meningkatkan vitalitas dan kebugaran, menu yang satu ini patut Anda coba ikan sidat torpedo, makanan ini dapat Anda temukan disebuah warung di Bandung, Jawa Barat.

Di warung makan ini penggemar masakan ikan bisa menemui berbagai jenis makanan ikan laut maupun ikan air tawar, tapi ada satu – satunya menu ikan khas asing ditelinga dan jarang ditemukan ditempat lain.

Ikan sidat torpedo, ikan yang jika dikonsumsi diyakini bisa meningkatkan vitalitas, terutama bagi kaum pria. Dengan penyajiannya bisa dengan cara dibakar, dipepes atau digoreng tergantung selera penggemar. Bisa dinikmati bersama nasi putih, sambel cobek serta lalapan.

Menu ikan jenis langka mirip belut tapi ukurannya lebih besar, serta memiliki telinga membuat warung makan ini selalu ramai didatangi penggemar masakan ikan. Tidak seperti menu ikan laut dan ikan tawar lainnya, cara menyajikan ikan sidat torpedo lebih sulit.

Bahan – bahan untuk melengkapi 1 porsi ikan sidat torpedo, yakni cabe rawit, kemiri, bawang merah, bawang putih, jombrang, kencur, terasi, penyedap garam untuk membuat sambel cobek.

Kulitnya yang berlendir mengharuskan ikan sidat dibersihkan terlebih dahulu dengan cara disisik. Selain itu juga harus dipukul – pukul sampai remuk agar renyah serta dagingnya dipotong kecil – kecil.

Daging ikan sidat yang telah dipotong – potong dan diberi bumbu kemudian dibakar sampai matang. Ikan sidat torpedo bakar dapat dipastikan mengundang selera. Menurut pengelola warung makan Dedi, banyak khasiat yang tergantung pada ikan sidat sehingga dipilih sebagai menu lain daripada yang lain. Meski mendapatkannya cukup sulit.

Untuk bisa menikmati 1 porsi ikan sidat torpedo memang sedikit mahal. Pengunjung harus merogoh kocek 50 ribu rupiah, namun bagi penggemar masakan ikan sayang jika sampai melewatkan untuk menikmatinya. Saat berada atau kebetulan berkunjung ke kota Bandung.

(Cecep Hendar/Dv/Ijs)indosiar.com
Dipublikasi di Uncategorized | Tag , | Meninggalkan komentar

Unagi (sidat) panggang cah paprika

unagi cah paprika

Bahan-bahan:
2 Potong UNAGI (sidat) (kira2 250 gr)
4 buah Paprika Hijau
4 Siung bawang putih
2 cm jahe, keprek
2 sdm Shoyu (Japanese Light Soy Sauce)
1/2 sdt lada bubuk
2 sdm Minyak untuk menumis
75ml air

Saus:

sake, mirin, kecap Jepang, gula pasir.

Cara membuat:

Bersihkan belut, kemudian masak bersama saus.sampai kuah agak mengering, kemudian di panggang selama 3 menit bolak balik .

1. Tumis bawang putih dan jahe sampai harum
2. Masukkan Unagi panggang.
3. Tambahkan sedikit air, shoyu dan lada bubuk
4. Masukkan Paprika, aduk sebentar
5. Masak hingga kuah mengering, angkat dan sajikan

(The Food of Japan by TAKAYUKI KOSASI).
Dipublikasi di Uncategorized | Tag | Meninggalkan komentar